Jumat, 07 Oktober 2011

Steve Jobs : “Temukan apa yang benar-benar anda cintai ”

2 komentar:

Pagi ini sewaktu membaca koran, hati saya bergetar. Headline koran memampang besar-besar sebuah nama berikut foto sosok wajah yang tidak asing bagi saya dan mungkin juga bagi para pecinta gadget canggih macam iPod, iPhone, dsb. Sosok itu adalah Steve Jobs, pendiri Apple inc, telah wafat kemarin (5/10/11) disebabkan serangan kanker pankreas yang diidapnya sejak tahun 2004.

Saya memang tak mengoleksi iPod, iPhone, atau laptop merek Apple sehingga saya tak perlu bersedih ketika di kemudian hari Apple mentok berinovasi lantaran Steve Jobs telah tiada. Namun masih membekas dalam ingatan saya, kisah tentang persaingan ide antara Steve Jobs dan Bill Gates dalam film Pirates of Sillicon Valley.

Jika Steve Jobs tak pernah ada, mungkin persaingan “curi-mencuri” ide itu tak pernah terjadi. Tanpa persaingan itu pula, mungkin kita tak pernah menikmati fitur-fitur operating system sekeren dan senyaman sekarang ini. Dan banyak lagi hal-hal yang dirasa tak mungkin di masa dulu, sekarang menjadi mungkin dilakukan dengan sentuhan-sentuhan Steve Jobs yang spektakuler.   

Dan yang membuat saya semakin salut, jalan sukses yang dilalui Steve Jobs tidak tertutup hanya untuk dirinya sendiri. Sebelum wafat, ternyata ia juga pernah mengungkap rahasia suksesnya kepada para sarjana. Seperti yang disampaikannya pada saat berpidato di acara wisuda Stanford University 6 tahun silam. Berikut ini video youtube-nya.


Dan dibawah ini adalah teks pidato dalam bahasa Indonesia yang mungkin terlihat panjang dan menjemukan. Namun teks pidato ini sebetulnya nyaris mirip tulisan feature. Di dalamnya terdapat secuil sejarah hidup, kegetiran, dan motivasi hebat dari seorang Steve Jobs. Maka bacalah hingga tuntas, dan semoga bermanfaat bagi kita semua. 

***

Teks pidato di acara wisuda Stanford University pada tanggal 12 Juni 2005, disampaikan oleh Steve Jobs, CEO Apple Computer and Pixar Animation Studios.

Steve Jobs. (http://www.apple.com/
Saya merasa terhormat berada bersama anda pada hari dimana anda akan segera beranjak dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah lulus dari perguruan tinggi. Sejujurnya, ini adalah saat terdekat saya merasakan suasana wisuda. Hari ini saya ingin menyampaikan tiga cerita pengalaman hidup saya. Itu saja. Bukan hal-hal besar. Hanya tiga cerita.

Cerita pertama adalah tentang menghubungkan titik-titik. 

Saya drop out dari Reed College setelah 6 bulan pertama berkuliah, tetapi masih tinggal di sekitar kampus selama 18 bulan atau lebih sebelum aku benar-benar memutuskan berhenti. Jadi, mengapa saya drop out? 

Ini berawal dari sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah seorang mahasiswi muda yang belum menikah ketika mengandung saya, dan beliau memutuskan untuk memberikan saya kepada seseorang untuk diadopsi. Beliau merasa bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, jadi semuanya sudah dipersiapkan, begitu saya lahir saya akan diadopsi oleh seorang pengacara dan istrinya. Namun begitu saya muncul keluar mereka memutuskan pada menit terakhir bahwa mereka (pengacara dan istrinya) sebenarnya sangat menginginkan bayi perempuan. Maka orang tua saya, yang ada di daftar urut berikutnya, mendapatkan telepon di tengah malam. "Kami memiliki bayi laki-laki yang tak terduga, apakah anda berminat?" Mereka berkata: "Tentu saja". Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah lulus dari kuliah dan ayah saya tidak pernah lulus dari sekolah tinggi. Dia menolak untuk menandatangani surat adopsi akhir. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian, ketika orang tua saya berjanji akan menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi. 

Dan 17 tahun kemudian saya mendaftar ke perguruan tinggi. Tapi saya naif dengan memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan kelas pekerja orang tua saya habis hanya untuk mengkuliahkan saya. Setelah enam bulan, saya merasa tidak sanggup melihat nilai-nilai kuliah saya. Saya tidak tahu apa yang ingin saya lakukan dengan hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Di samping itu saya sudah menghabiskan seluruh uang orang tua saya seumur hidup mereka. Jadi saya memutuskan untuk drop out dan percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja jika saya bekerja. Itu cukup menakutkan pada saat itu, tapi setelah melihat ke belakang, itu adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah saya buat. Di menit-menit saya drop out, saya bisa berhenti mengambil kelas-kelas wajib yang tidak menarik minat saya, dan mulai menghampiri kelas-kelas lain yang tampak menarik. 

Memang tidak semuanya berjalan romantis. Saya tidak punya kamar kos sehingga nebeng tidur di lantai kamar teman-teman, saya juga mengembalikan sebotol coke dan mendapat kembalian 5 sen untuk membeli makanan, dan saya rela berjalan 7 mil melintasi kota setiap minggu malam demi mendapatkan makanan bergizi di kuil Hare Krishna. Aku menyukainya. Dan banyak hal yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, yang ternyata kemudian sangat berharga. Biarkan saya memberi anda satu contoh : 

Reed College pada waktu itu mungkin adalah yang terbaik di negeri ini dalam urusan kaligrafi. Setiap poster, setiap label di laci seluruh kampus adalah buah karya kaligrafi. Karena sudah DO dan tidak harus mengambil kelas wajib, saya memutuskan untuk mengambil kelas kaligrafi untuk belajar bagaimana menghasilkan buah karya seperti itu. Saya belajar tentang font serif dan san serif tipografi, tentang memvariasikan jumlah spasi antara kombinasi huruf yang berbeda, tentang apa yang membuat tipografi yang hebat. Itu indah, bersejarah, artistik yang sangat halus dan sains tidak akan mampu menjelaskannya, seketika itu saya menemukan hal menarik. 

Mungkin anda merasa bahwa tak satupun dari mempelajari kaligrafi bermanfaat bagi setiap aplikasi praktis hidup saya. Tapi sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendesain komputer Macintosh yang pertama, itu semua kembali kepada saya. Dan kami merancang itu semua ke dalam Mac. Ini adalah komputer pertama dengan tipografi yang indah. Seandainya saya tidak DO dan kemudian mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki tipografi ganda atau font dengan spasi yang proporsional. Dan karena Windows menjiplak Mac, mungkin tak akan ada komputer pribadi yang memilikinya. Seandainya saya tidak DO, saya tidak akan pernah jatuh di kelas kaligrafi ini, dan komputer pribadi mungkin tidak akan memiliki tipografi indah itu. Tentu saja mustahil untuk menghubungkan titik-titik (connecting dots) itu sewaktu saya masih kuliah. Tapi itu sangat, sangat gamblang sepuluh tahun kemudian. 

Sekali lagi, anda tidak dapat menghubungkan titik-titik dengan mengharap ke depan, anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang. Jadi, anda harus percaya bahwa titik-titik anda, bagaimana pun juga pasti akan terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya pada sesuatu - intuisi, takdir, hidup, karma, atau apapun. Pendekatan ini tidak pernah mengecewakan saya, dan itu telah membuat semua perbedaan dalam kehidupan saya. 

Cerita kedua adalah tentang cinta dan kehilangan. 

Saya beruntung - saya menemukan apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz (Steve Wozniac) dan saya memulai Apple di garasi orang tua angkat saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya kami berdua di garasi kecil menjadi sebuah perusahaan senilai 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan. Kami akhirnya meluncurkan produk terbaik kami - Macintosh - setahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan kemudian saya dipecat. Bagaimana mungkin anda dipecat dari perusahaan yang anda dirikan? Yah, seperti pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya, pada tahun pertama, semua berjalan lancar. Tapi kemudian visi kami mengenai masa depan mulai berbeda dan akhirnya kami sulit disatukan. Ketika kita mengadakan rapat, Dewan Direksi berpihak padanya. Jadi di usia 30 saya keluar. Saya benar-benar keluar. Apa yang menjadi fokus seluruh kehidupan dewasa saya telah hilang, dan itu menghancurkan diri saya. 

Saya benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan selama beberapa bulan. Saya merasa bahwa saya telah membiarkan generasi sebelumnya yang telah saya bangun sedemikian rupa dan bahwa saya telah menjatuhkan tongkat kepemimpinan begitu saja. Saya bertemu dengan David Packard (salah satu pendiri Hewlett Packard) dan Bob Noyce (penemu microchip personal komputer sekaligus mentor Steve Jobs di Silicon Valley) dan mencoba meminta maaf karena telah mengacaukan semua yang telah saya bangun dengan begitu buruk. Saya adalah seorang publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley. Tapi sesuatu perlahan mulai terang dalam diri saya, bahwa saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah sedikit pun. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Dan saya memutuskan untuk memulai kembali. 

Saya tidak melihatnya, tapi ternyata bahwa dipecat dari Apple adalah peristiwa terbaik yang pernah terjadi pada saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula lagi : kurang yakin tentang segalanya. Hal itu mengantarkan saya untuk memasuki salah satu periode paling kreatif dalam hidup saya. 

Selama lima tahun berikutnya, saya memulai sebuah perusahaan bernama NeXT, dan Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa (Laurene) yang kemudian menjadi istri saya. Pixar tumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan komputer film animasi pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia. Di kemudian hari terjadi peristiwa luar biasa, Apple membeli NeXT, dan saya kembali ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki keluarga yang luar biasa. 

Saya cukup yakin semua ini akan terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple, yang rasanya seperti minum obat yang terasa sangat pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Terkadang hidup anda seperti batu bata yang mendarat di kepala anda. Tapi jangan kehilangan keyakinan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang anda sukai. Dan itu sebagai bekal untuk pekerjaan anda karena anda mencintai pekerjaan anda. Pekerjaan anda akan mengisi sebagian besar hidup anda, dan satu-satunya cara untuk membuat anda benar-benar puas dengan hasil kerja anda adalah melakukan apa yang anda yakini adalah sebuah pekerjaan besar. Dan satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah mencintai apa yang anda lakukan. Jika anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menetap. Seperti dengan semua masalah hati, anda akan tahu bila anda telah menemukannya. Dan, seperti hubungan yang hebat, itu hanya akan menjadi lebih baik dan akan lebih baik lagi pada tahun-tahun berikutnya. Jadi, teruslah mencari sampai anda menemukannya. Jangan menetap. 

Cerita ketiga adalah tentang kematian. 

Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: "Jika anda hidup setiap hari seolah-olah itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari anda pasti benar". Ungkapan itu berkesan pada saya, dan sejak itu, selama 33 tahun terakhir, saya telah melihat di cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri: "Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya akan melakukan apa yang saya ingin lakukan hari ini? " Dan jika setiap kali jawabannya selalu "tidak" berturut-turut, maka saya tahu bahwa saya perlu mengubah sesuatu. 

Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah alat yang paling penting yang pernah saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar dalam hidup. Karena hampir segala sesuatu - semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal - ini tidak akan bermanfaat sama sekali saat menghadapi kematian, meninggalkan apa yang benar-benar penting. Mengingat bahwa anda akan mati adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir anda akan kehilangan sesuatu. Anda sudah telanjang. Tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati anda. 

Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Aku bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah kanker yang tidak dapat disembuhkan, dan bahwa harapan hidup saya tidak lebih dari tiga sampai enam bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan urusan saya dalam sebuah perencanaan, yang merupakan kode dokter untuk mempersiapkan kematian. Ini berarti untuk mencoba memberitahu semua anak-anak anda dalam beberapa bulan tentang apa yang anda pikirkan dalam 10 tahun ke depan. Ini berarti untuk memastikan segalanya telah diatur sehingga akan mudah bagi keluarga Anda. Ini berarti pula untuk mengucapkan selamat tinggal.

Saya hidup dengan diagnosa itu sepanjang hari. Malam itu aku telah biopsi, di mana mereka telah memasukkan endoskopi ke dalam tenggorokan saya, melalui perut saya dan ke dalam usus saya, menaruh jarum ke pankreas saya dan mendapat beberapa sel dari tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana, mengatakan bahwa ketika melihat sel saya di bawah mikroskop, para dokter mulai menangis karena ternyata sel tersebut menjadi bentuk yang sangat jarang dari kanker pankreas dan hanya dapat disembuhkan dengan operasi. Saya dioperasi dan saya baik-baik saja sekarang. 

Itu adalah kejadian terdekat saya dengan kematian, dan saya berharap itu yang paling dekat yang saya dapatkan untuk beberapa dekade lagi. Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa mengatakan ini dengan yakin kepada anda bahwa kematian adalah konsep intelektual yang berguna : 

Tidak ada yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun kematian adalah tujuan kita semua. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian adalah agen perubahan kehidupan. Kematian membersihkan yang lama untuk membuat jalan bagi yang baru. Sekarang yang baru adalah anda, tapi suatu hari tidak terlalu lama dari sekarang, Anda pun secara bertahap akan menjadi tua dan dibersihkan. Maaf bila terlalu dramatis, tetapi ini adalah fakta yang benar adanya. 

Waktu anda terbatas, jadi jangan sia-siakan hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma - yaitu hidup dengan hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan pendapat orang lain menenggelamkan suara batin anda sendiri. Dan yang paling penting, miliki keberanian untuk mengikuti hati dan intuisi. Entah bagaimana mereka (hati dan intuisi) sudah tahu apa yang benar-benar anda inginkan. Segala sesuatu yang lain adalah sekunder. 

Ketika saya masih muda, ada sebuah publikasi yang luar biasa disebut The Whole Earth Catalog, yang merupakan salah satu dari Alkitab dari generasi saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park, dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya. Ini adalah akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid. Itu seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya idealis, dan penuh dengan alat-alat rapi dan ungkapan-ungkapan hebat. 

Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi The Whole Earth Catalog, dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir. Saat itu pertengahan 1970-an, dan saya masih seusia anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin anda temui pada diri anda jika anda suka bertualang. Di bawahnya ada kata-kata: "Stay Hungry, Stay Foolish". Itu sebuah pesan perpisahan yang ditandatangani oleh mereka. Stay Hungry (tetaplah lapar). Stay Foolish (tetaplah bodoh). Dan saya selalu mengharapkan diri saya selalu begitu. Dan sekarang, karena anda akan lulus untuk memulai kehidupan baru, saya harap anda :
Stay Hungry. Stay Foolish. 

(Diterjemahkan dari http://news.stanford.edu/news/2005/june15/jobs-061505.html melalui Google translate dan telah mengalami pengeditan terhadap kata-kata/kalimat yang carut-marut)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...